-->
RSS

KELUAR dari MULUT, BERASAL dari HATI

Medan, 26 September 2014 - 083/DIR/SN/14
KELUAR dari MULUT, BERASAL dari HATI
Hati yang benar, maka Tutur Bahasa akan Benar dan Membangun


Kata-kata memiliki kuasa, penting dan signifikan.
Kata-kata bisa membangun dan memberi hidup, tetapi juga bisa merobohkan dan merusak.

Setiap kali seorang Guru berdiri di depan kelas maka Guru berbicara :
  1. Menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis.
  2. Menceritakan perkembangan yang terjadi untuk membuka wawasan siswa.
  3. Menjawab berbagai pertanyaan dari para siswa.
  4. Bertanya untuk mendorong keingintahuan para siswa.

Mari renungkan sejenak bagaimana Instruktur berespon dan berbicara kepada :
  1. Siswa yang mampu mengerjakan latihan dengan baik.
    • Apakah Instruktur memberikan pujian dengan tulus ?
    • Apakah Instruktur mendorong siswa dengan tantangan baru ?
    • Atau Instruktur membiarkan siswa berpuas diri dan terlena dengan kondisi sekarang ?
  2. Siswa yang kesulitan mengerjakan latihan, yang ketinggalan.  
    • Apakah Instruktur bertanya dan mencari tahu kesulitannya ?
    • Apakah Instruktur memandu siswa dengan kalimat yang lebih mudah dipahami ?
    • Atau Instruktur tidak perduli dan membiarkan saja ?
  3. Siswa yang ribut, gelisah, mungkin juga usil mengganggu teman sekelasnya.  
    • Apakah Instruktur peduli, memperhatikan, menegur siswa ?
    • Atau Instruktur marah-marah dan mengeluarkan kata-kata yang kasar ?

Kata-kata dan perbuatan Guru berpotensi mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional para siswa.  Sebagai contoh,
-  Kalimat sederhana seperti "kamu tidak bisa, kamu lambat" akan mematikan kemungkinan pengembangan potensi siswa.
Sebaliknya kalimat “project kamu sudah baik, tapi kamu mampu kembangkan lagi” bisa menjadi dorongan bagi siswa untuk meningkatkan diri.

Komunikasi guru yang benar dan membangun bisa terjadi melalui :
  1. Hati yang  mencintai para anak didik sebagai pribadi yang berharga.
  2. Pengertian yang jelas akan nilai pekerjaan guru sebagai seorang arsitek jiwa.
  3. Hidup yang bersandar penuh kepada prinsip-prinsip Kebenaran.

Seorang guru bukan hanya seorang ahli dalam mata pelajaran yang ditanganinya, namun juga merupakan seorang pembentuk budaya dan nilai-nilai bangsa, pembentuk kehidupan para generasi muda.

Jika Bapak/Ibu Instruktur memiliki kendala, kesulitan, pertanyaan sehubungan komunikasi, agar menghubungi kami melalui email sa.instruktur@gmail.com atau tel 0812 6016 5941.


Salam,
Florence

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment